Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Ephorus GKPS : “Kami Jatuh Cinta Kepada Jokowi”



2 Menteri Kabinet Kerja Hadiri Sidang Majelis Pendeta GKPS Se- Indonesia
Sidang Majelis Pendeta GKPS 2018 secara resmi dibuka oleh Menkumham Yasonna Laoly dengan memukul Gong disaksikan  Menteri Perdagangan (Mendag) Engarto Lukito, Pimpinan tertinggi (Ephorus) sinode Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Pdt, M Rumanja Purba dan Sekjen Pdt Dr Paul Ulrich Munthe pada acara Sidang Majelis Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Se-Indonesia di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (17/01/2018). IST
BeritaSimalungun, Jakarta-Dua Menteri Kabinet Kerja, Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) Yasonna Laoly dan Menteri Perdagangan (Mendag) Engarto Lukito menghadiri acara Sidang Majelis Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Se-Indonesia di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (17/01/2018).

Kehadiran mereka sebagai keynote speaker di acara guna memberikan wawasan dan pendalaman materi tentang bagaimana menjaga NKRI dan merawat kebhinekaan berdasarkan idiologi Pancasila.

“Sebagai umat  kristen idiologi kita berdasarkan Alkitab, kalau umat Muslim idiologi agamanya Al’quran. Tapi dalam kehidupan berbangsa idiologi kita bersama Pancasila,” kata Menkumham Yasonna dalam paparannya seperti dikutip dari mediaaras.com.

Dikatakan Yasonna, di awal reformasi dunia memprediksi Indonesia bakal terpecah seperti Uni Soviet dan Yugoslavia hal itu ditandai dengan banyaknya konflik antar sesama anak bangsa di berbagai daerah namun hal itu bisa dicegah dengan adanya idiologi Pancasila sebagai perekat anak bangsa.

 “Di awal era reformasi Pancasila diabaikan sehingga bertumbuh kembanglah idiologi fundamentalisme yang puncaknya kita rasakan saat Pilkada Jakarta yang mengancam NKRI. Tahun 2018 semoga tidak terjadi meski rawan. Saya berharap gereja menjadi yang terdepan merawat NKRI dalam Kebhinekaan,” jelasnya.

Sementara, Mendag Engardto mengimbau agar gereja jangan ikut-ikutan bersikap fundamentalis, membalas kaum fundamentalis yang mengekang kebebasan dan hak beribadah orang lain di daerahnya karena mayoritas. 

“Gereja jangan anti atau tabu terhadap politik. Yang tidak boleh itu kalo gereja berpolitik praktis. Politik itu adalah seni merebut kekuasaan untuk kemajuan bangsa dan negara, yang merusak itu adalah oknumnya,” tutur Engard.

Satu Rasa, Ephorus GKPS : “Kami Jatuh Cinta Kepada Jokowi”

Sementara itu, Pimpinan tertinggi (Ephorus) sinode Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Pdt, M Rumanja Purba menyatakan dukungan GKPS terhadap pemerintah saat ini, khususnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). 
Disematkan Hiou Simalungun: Menkumham Yasonna Laoly (kanan) Menteri Perdagangan (Mendag) Engarto Lukito (kiri) dan Ephorus GKPS Pdt M Rumanja Purba (tengah) foto bersama pada acara Sidang Majelis Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Se-Indonesia di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (17/01/2018). IST
“Kita mencintai Presiden Jokowi karena kita sudah melihat kiprah dan teladan beliau yang tulus bekerja bagi negeri, bersih dan mengayomi,” ungkap Ephorus. 

Menurut Ephorus Purba, kehadiran kedua menteri di sidang majelis pendeta GKPS guna mengajarkan kepada pendeta dan jemaat GKPS bagaimana merawat NKRI.


Pdt M Rumanja Purba mengaku jatuh cinta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan menginginkan Jokowi melanjutkan kepemimpinannya menjadi Presiden RI untuk yang kedua kalinya.

“Kami (GKPS) cinta Presiden Jokowi karena sepak terjangnya yang membuat kami jatuh cinta. Saya yakin jika Jokowi meneruskan kepemimpinannya dua periode menjadi Presiden, Indonesia jauh lebih baik,” kata Rumanja dalam sambutannya pada acara pembukaan Sidang Majelis Pendeta GKPS Se-Indonesia di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Rabu (17/01/2018) sore.

Menurut Rumanja, baru di era Presiden Jokowi terjadi pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Jokowi dinilai sebagai sosok pemimpin yang memberi contoh dan teladan lewat kesederhanaannya, merakyat, bersih, jauh dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

“GKPS dikenal dunia sebagai gereja yang ‘Bersih’, itu sebabnya dengan tegas GKPS mendukung Jokowi jadi Presiden lagi karena bersih dan pro rakyat. Kami sudah satu rasa dengan pak Jokowi. Saya katakan ini bukan karena hadir di sini para Menteri Jokowi, ini tulus dari hati yang paling dalam,” ungkapnya.

Pdt Martin Rumanja Purba mengungkapkan rasa syukurnya, karena pelaksanaan siding ini dapat dilakukan dengan baik dan bahkan berlangsung di Jakarta, setelah sejak lama sidang tidak pernah dilakukan diluar daerah. 

Ephorus berharap ada semangat baru yang terjadi untuk para pendeta-pendeta GKPS dalam pelayanan kepada jemaat dan terus menjaga adat dan budaya Simalungun.

“Tentu kami bersyukur atas pelaksanaan ini dengan tim panitia yang sudah bekerja dengan sangat baik. Selain itu pemilihan tempat di Jakarta, ikut membuktikan bahwa GKPS juga adalah bagian dari negeri ini yang mencintai Indonesia. Selain itu kami punya dua mandat, yaitu pelayanan memberitakan kabar baik dan juga menjaga adat dan budaya. Dapat dikatakan tanpa ada GKPS, tidak ada yang menjaga Simalungun,” katanya.

GKPS merupakan gereja pemekaran dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang menjadi mandiri total sejak tahun 1963 dengan memberikan pelayanan bagi lingkungan sekitarnya di berbagai bidang (bukan hanya pelayanan keagamaan saja). Hingga saat ini dalam data GKPS tercatat terdapat 627 Gereja (Jemaat) GKPS, dengan 220 ribu jiwa lebih di sembilan Distrik se Indonesia.
Hadir dalam Sidang Majelis Pendeta GKPS Se-Indonesia yang mengangkat tema; “Diperlengkapi Untuk Melakukan Perbuatan Baik’ (2 Timotius 3:17) tersebut Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly dan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. 

Menkumham Yasonna yang tadinya dijadwalkan berhalangan berkesempatan membuka secara resmi Sidang Majelis Pendeta tersebut ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 5 kali.
Disematkan Hiou Simalungun: Menkumham Yasonna Laoly (kanan) Menteri Perdagangan (Mendag) Engarto Lukito (kiri) dan Ephorus GKPS Pdt M Rumanja Purba (tengah), Pdt Edison Munthe (mantan Ephorus GKPS paling kanan kemeja biru) foto bersama pada acara Sidang Majelis Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Se-Indonesia di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (17/01/2018). IST
“Kita para Menteri Jokowi memang tidak berani memastikan bakal hadir karena pesan Presiden utamakan pekerjaaan. Jadi inilah yang membuat saya tidak berani janji hadir, kapan saja kalau kami dipanggil boss harus siap terbang,” ungkap Yasonna.

Menurut Yasonna, Presiden Jokowi memang seseorang yang pekerja keras demi negeri. Anak-anak Jokowi pun tidak memanfaatkan posisi ayahnya tidak seperti anak presiden sebelumnya. Padahal, menurut dia, anak-anak Jokowi bisa saja bisa minta jatah proyek dari Pertamina atau instansi lainnya yang basah.

“Menderitanya, kalau jalan bareng Presiden kita (para Menteri) harus siap tahan lapar tidak makan siang.  Kita lihat anak-anaknya malah jualan martabak dan singkong goreng dan tidak mau ambil tender atau pesanan dari instansi pemerintahan,” ungkapnya.

Menurut Ketua Panitia, Jhan Saragih, Sidang Majelis Pendeta GKPS se-Indonesia akan digelar selama 5 hari yakni sejak Kamis hingga Senin (17-22 Januari 2018) dan inilah pertama kalinya sidang dilaksanakan di Jakarta.

“Kita bangga dan terharu sidang majelis pendeta kali ini dihadiri oleh 2 orang Menteri yang akan menjadi Keynote speaker. Saya berharap apa yang dipaparkan oleh keynote speaker kita akan memberi manfaat, pembekalan bagi para pendeta GKPS untuk dibagikan atau disampaikan kepada jemaat, Hidup GKPS!,” serunya.

Usai acara pembukaan sidang, Menkumham Yasonna dan Mendag Enggar diberikan ulos Simalungun oleh Ephorus dan Pendeta sepuh GKPS sebagai tanda kasih dan penghormatan. Ephorus GKPS juga berharap agar pendeta dan jemaat mau memproklamirkan cinta kasih lewat perbuatannya di tengah-tengah masyarakat. GKPS adalah salah satu gereja sinode yang berkantor pusat di Pematang Siantar, Sumatera Utara. (BS)


Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments